Senin, 21 November 2016

CONTOH CERPEN TENTANG CINTA

 "MENUNGGU"
karya : Maria Wariki


"Sampai kapan harus menunggu? Sampai kapan aku harus menjadi seperti sekarang ini? Akankah ada sesuatu yang beruah? Akankah ada kesempatan lagi bagiku?". Beberapa pertanyaan yang terlintas dalam benakku saat pikiranku melayang entah kemana perginya. Mungkin sudah terlalu lama aku berdiam diri seperti seorang yang tak tahu arah dan tujuan. Pikiranku mengatakan bahwa aku harus berjalan ke depan, namun hatiku berbisik bahwa kau harus berbalik dan mencari sesuatu yang hilang jauh dibelakangku. Aku tak tahu lagi apa yang harus kuperbuat. Kakiku lemah untuk melangkah, badanku terlalu sakit untuk bergerak, dan otakku tak dapat berpikir jernih.

Ternyata waktu sangat cepat berlalu. Tak terasa sudah 2 tahun sejak saat itu. Saat dimana dia selalu aa untukku, selalu hadir dalam kesendirianku, dan menemaniku saat berjalan ditengah hujan yang deras. Sekarang, itu tinggallah sebuah memori dengannya. Memori itu penuh dengan hal-hal yang tak terlupakan yang pernah kulakukan dengannya. Memori itu tersimpan rapat dan tidak terhapus sedikitpun dari benakku. Andai aku bisa kembali lagi pada waktu itu, saat aku belum merasakan sesuatu saat berada di dekatnya. Aku mugkin tidak akan sesakit sekarang. Atau bisakah aku hanya merasakan hal indah saat bersamanya dalam waktu yang lebih lama? Namun semua itu hayanlah Tuhan yang mengatur. Aku justru sangat bersyukur karena Dia menghadirkan sosok yang sangat ku kagumi setelah kedua orangtuaku, meskipun dalam waktu yang singkat. Setidaknya, saat itu dia mengajarkanku banyak hal yang belum pernah terpikir untuk aku lakukan sebelumnya. Bahkan dia membiarkanku merasakan hal yang manis saja saat bersamaya.

Entah kenapa, aku jatuh cinta padanya. Bukan sekedar suka belaka, melainkan cinta yang benar-benar murni dan tulus yang aku berikan kepadanya. Meskipun aku tidak tahu bagaimana perasaannya padaku. Namun satu hal yang aku tahu bahwa aku mencintainya.

Tidak semua kisah cinta memiliki akhir yang bahagia. Kadang-kadang juga berakhir dengan kesedihan. Dan itulah yang aku rasakan. Aku lebih memilih untuk bersamanya dalam waktu yang sangat lama, namun dia berkata lain. Dia ingin segera berpisah denganku. Aku tak tahu mengapa dia berkata begitu, namun dia meninggalkanku tanpa satu alasanpun yang terucap dari bibirnya. Saat dia berkata begitupun, aku masih saja meyakinkannya bahwa aku sangat menyayanginya. Tidak ada yang dapat mengubah keputusannya. Akupun mencoba mejalani lagi kehidupanku tanpa sosok dia disampingku. Banyak hari-hari terasa berat unutk dijalani, walaupun aku pernah menjalani kehidupanku sebelum dia hadir disisiku. Semuanya terasa sangat berbeda. Sangat-sangat berbeda. Hampa terasa hidupku, harus tahan untuk tidak menatapnya, bahkan harus berpura-pura untuk tidak membutuhkannya. Paahal aku tidak tahaan untuk melihat senyum manis dari bibirnya dan bahkan untuk bercanda dengannya. Itu semua hanyalah perasaan yang kusimpan dalam hatiku. Kucoba banyak hal baru dengan harapan bahwa aku bisa melupakannya, namun ternyata tidak. Dia itu tetap melekat dalam pikiranku, mengisi ingatanku dengan sejuta kenangan indah yang ternyata tidak dapat dihapus dari otakku. Aku menyerh untuk mencoba menghapusnya lagi dari ingatakanku, hanya akan kubiarkan dia tetap menjadi bagian dari memoriku yang menempel permanen di pikiranku.

Satu pilihan yang mungkin akan kusesali dalam hidupku, yaitu untuk memilih berpisah dengannya. Padahal aku bisa saja mungkin kembali lagi bersama dengannya. Namun aku lebih memilih untuk tidak melihatnya lagi dalam waktu yang panjangm, bahkan mungkin selamanya. Akupun sungguh menyesal ata keputusan yang kuambil itu. Bahkan setelah waktu yang cukup lama, setelah aku sudah tidak pernah melihatnya lagi aku masih sering terpikir tentangnya. Semua hal-hal kecil yang pernah dia lakukan yang sungguh membuatku jatuh cinta padanya. Mungkinkah aku masih memiliki rasa padanya? padahal aku telah memutuskan untuk tidak lagi berada di dekatnya, karena pikirku jika sudah berada jauh darinya aku dapat melanjutkan hidupku. Aku berpikir 1000 kali dan telah memutuskan bahwa aku telah merelakannya pergi saat aku mengambil keputusan untuk tidak lagi beraa didekatnya. Jadi, aku benar-benar telah merelakannya pergi. Tapi entah kenapa walaupun satu badanku berkata bahwa aku telah merelakannya, namun hatiku masih tetap saja rindu akan kehadirannya. Mungkinkah aku dapat bertemu dengannya lagi? Akankah perasaanku ini akan tumbuh lagi seperti dulu? Haruskah aku menunggunya?

Andai aku bisa tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kalau begitu, aku tidak perlu khawatir tentang siapa jodohku nantinya. Disisi lain, aku berimajinasi sedang bersama dengan seorang pria yang begitu menyayangiku dan tidak akan pernah melepaskanku. Tapi aku bahkan tidak tahu siapa orang itu, kapan dia akan hadir dalam hidupku, dan dimana kita bertemu. Namun satu hal yang kusadari bahwa aku membutuhkan seseorang. Seseorang yang mau mendampingiku, menemaniku berjalan ditengah hujan yang deras, bahkan selalu ada saat aku kesepian. Akankah sosok itu datang ke duniaku? Tak pernah terlintas dalam benakku, jika seseorang itu memang benar akan muncul. Bagaimana nantinya aku harus menjalani hubungan dengannya, sedangkan di memoriku masih ada dia yang dulu pernah hadir dalam hidupku. 

Aku bahkan belum menemukan sosok itu. Aku masih menunggu, dan akan tetap setia menunggu sampai aa sosok baru yang hadir dalam hidupku,
.
.
.
.

Ataukah dia yang dulu pergi akan kembali padaku? 
Aku akan setia menunggu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar